Sunday, 2 October 2011

Retorika Seni Berbicara


Berbicara merupakan alat komunikasi paling efektif dan efesien. Persoalan berbicara tak dapat dilepaskan sejak sejarah manusia mulai diperkenalkankan. Bahkan Allah SWT memiliki sifat kalam artinya Maha Berfirman. Itulah sebabnya Nabi Musa ketika lidahnya kurang begitu fasih berbicara, maka Allah membimbing dia dengan seubua doa : rabbis rahli shadri wayassirli amri wahlul uqdatam millisani yafqahu qauli (QS. Thaha (20) :
Imam al-Akhdlariy menyebutkan bahwa yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah bahwa manusia itu disebut hayawanun nathiqun artinya “binatang yang pandai berbicara”[1] meskipun secara etika sepertinya terlalu berana beliau menyebut manusia dengan binatang. Demikian pula orang-orang yang mampu mengubah sejarah peradaban dunia, mereka itu pada umumnya sangat piawai dalam mengolah kata dan bermain kalimat. Mulai dari para filusuf Yunani seperti Socrates, Aristoteles, dan Plato. Sampai dengan para politikus, dan negarawan seperti Hitler, Musolini, Thomas Aquinas, Montesqueu, hingga negarawan kita yang cukup mahir dalam berorator seperti Bung Karno dan Bung Tomo.
Kita juga tentu sering tertegun menyimak pembicaraan para da’i kondang, seperti KH. Zaenuddin MZ, Aa Gym, Ust. Jepri Al-Bukhari, dan Ust. Arifin Ilham. Mereka memiliki karakter gaya bicara yang berbeda dan pendengar akan terlena dalam buaian kata-kata indah mereka. Kesimpulannnya adalah bahwa berbicara yang baik dan bermakna akan mengandung kekekuatan spiritual tersendiri.
Berbahasa Indonesia yang baik merupakan bagian identitas bangsa. Seyogyanya berbicara yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baku harus dapat disosialisasikan oleh para publik figur, selebritis, di negeri ini. Pada era orde baru tampaknya justru yang merusak kaidah bahasa Indonesia adalah orang nomor satu di Indonesia. Indikasi “pengrusakkan” kaidah bahasa Indonesia era sekarang kiranya didominasi oleh bahasa iklan di media masa. Dalam hal ini perlu diadakan aturan main dalam memproduksi bahasa sebuah iklan, agar tidak merusak tatanan kaidah yang sudah baku.
Penggunaan bahasa dan isitilah asing yang diadopsikan ke dalam bahasa Indonesia seharusnya dibatasi. Kalau tidak bisa disederhanakan oleh si pembicara sebaiknya tidak perlu diucapkan. Akan tetapi justru gejala ini dibuat sengaja oleh orang-orang yang masih setengah-setengah mengenyam pendidikan tinggi. Atau demi gengsi-gengsian mereka berbicara yang sok ilmiah. Ironisnya, justru mereka sendiri tidak mengerti apa sebenarnya isi pembicaraannya.
Sya’ir-sya’ir lagu, bahasa iklan, bahasa dialog sinetron/film (dengan tanpa mengurangi kebebasan berekspresi) sebaiknya selalu memperhatikan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Para calon pejabat dan pemimpin negara sebaiknya ditatar dulu bagaimana berbahasa Indonesia yang baik. Sehingga tidak terjadi pemubadziran anggaran negara untuk mengadakan kongres bahasa Indonesia. Di satu sisi keputusan kongres di keluarkan, di sisi lain pola berbicara para pejabat masih tetap pada pola lama.
Sepanjang sejarah, kongres bahasa Indonesia itu sudah sering dilaksanakan. Sehingga yang disebut dengan EYD entah akan berapa kali lagi akan disempurnakan. Barangkali akan lebih monumental jikagramatikal bahasa Indonesia itu secara resmi diundangkan. Dengan segala implikasinya, layaknya sebuah undang-undang (lengkap dengan sanksi hukum, jika ada penyalahgunaan istilah atau lainnya). Berbeda sekali dengan gramatikal bahasa Inggris, di mana sejak abad IV sampai sekarang tetap sama. Demikian pula dengan gramatikal bahasa Arab, sejak al-Qur’an diturunkan XV abad yang silam, hingga sekarang masih tetap utuh.
Lalu, ada apa dengan tata bahasa Indonesia ? Mengapa selalu berubah-ubah ?. Hal ini didak lain disebabkan karena kuatnya pengaruh suhu politik. Contohnya, setiap kali ganti mentri/ kabinet maka setiap kali ganti istilah. SMP jadi SLTP kembali lagi ke SMP, SMA jadi SMU kembali lagi ke SMA. Gelar sarjana untuk satu disiplin ilmu yang sama sampai sangat beragam. Akhirnya masyarakat awam yang dibikin bingung.

[1] Asy-Syaikh Abdur Rahman Al-Akhdlariy (941 H), as-Sulamul Munauroq, Tasikmalaya : Toko Kayiro.

Posisi Tempat Duduk Siswa dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar


Seorang guru sepertinya harus memiliki satu konsep lagi dalam strategi belajar mengajar siswa, konsep tersebut adalah melakukan rotasi tempat duduk siswa secara berkala. Ada suatu indikasi jika siswa dibiarkan begitu saja memilih sendiri tempat duduknya, maka bagi siswa yang motivasi belajarnya kurang baik tentu akan memilih tempat duduk di bangku sudut paling belakang. Terlebih lagi jika ventilasi udara dan sirkulasi cahaya di dalam kelas kurang mendukung, hal ini akan berakibat pada suasana jenuh, pengap, dan menyesakkan. Ukuran ruang kelas harus standar, yaitu 8 x 8 m2, warna cat ruangan harus terang, pajangan dinding tidak terlalu banyak/ramai menyimpan gambar, foto, atau tulisan-tulisan lainnya. Penampilan guru tidak terlalu modis, oleh karena itu sebaiknya pakaian yang dikenakan guru tidak usah terlalu banyak aksesoris label, pangkat, logo, dan sebagainya yang menempel di pakaian yang dikenakan guru, apalagi warna atribut tersebut sangat kontras dengan warna dasar kain. Sebab hal ini akan menyita lebih banyak perhatian siswa, misalnya (maaf) seperti seragam linmas yang direkomendasikan beberapa pemda di Indonesia yang diwajibkan dipakai oleh para guru di sekolah.
Setelah saya melakukan sebuah riset selama lebih dari 3 tahun terhadap posisi tempat duduk siswa dalam hubungannya pada tingkat keberhasilan belajar siswa di Madrasah Aliyah YPK Cijulang Kab. Ciamis, disimpulkan bahwa peringkat lima besar untuk setiap kelas diraih oleh siswa yang menempati posisi tempat duduk maksimal baris tengah hingga baris depan. Sedangkan siswa yang mengambil posisi tempat duduk di bagian belakang rata-rata mendapat peringkat menengah ke bawah.
Hasil riset ini kemudian saya lakukan pengujian silang. Ada salah seorang siswa yang semula mendapat peringkat bagus di kelasnya, lalu menginjak kelas berikutnya ia pindah tempat duduk di poisi paling belakang. Ternyata prestasinya menurun. Kemudian hal ini kita komunikasikan kepada guru-guru yang lainnya, ternyata guru lainpun merasakan hal yang sama.
Bukan Teori Pasti
Ada sebuah ungkapan yang mengatakan “tergantung orangnya”, hal ini merupakan sebuah pembelaan bagi siswa yang ternyata prestasinya tetap bagus, meskipun duduk di kursi belakang di dalam kelas. Memang ada saja kemungkinan-kemungkinan yang dapat mengecualikan sebuah konsep. Oleh karena itu, teori ini perlu diperjelas dan dilakukan penelitian lebih universal, baik ke masa lalu dengan cara menelusuri biografi orang-orang yang telas sukses dalam bidang keilmuan, maupun ke masa yang akan datang di berbagai sekolah/madrasah.
Siswa yang menempati posisi tempat duduk di depan, bukan jaminan bahwa dia mendapatkan peringkat paling bagus di kelasnya. Bisa saja justru ia memiliki keterbatasan penglihatan dan /atau pendengaran, atau ia merasa ada keterbatasan daya nalarnya/lamban dalam menangkap setiap pelajaran. Oleh karenanya dengan motovasi tinggi ia berusaha dengan segala upaya agar setiap meteri pelajaran dapat dipahami dengan cepat, tepat, dan akurat. Namun demikian, meskipun si siwa yang memilih tempat duduk paling depan di kelas, setidaknya ia akan mudah terpantau oleh setiap guru yang masuk kelas. Minimal ia akan mendapatkan nilai afektif yang bagus dibandingkan dengan siswa yang memilih tempat duduk di belakang. Karena siswa yang duduk di bagian belakang,  tingkat konsentrasi siswa akan lebih banyak terbuang sia-sia. Karena sering kali terjadi — terlebih pada mata pelajaran yang kurang diminatinya — ketika guru menulis di papan tulis, tentunya pada posisi membelakangi siswa, maka siswa yang duduk di belakang sering kedapatan melakukan tingkah yang aneh-aneh sambil mengganggu siswa yang lainnya.
Posisi tempat duduk di belakang juga dianggap sangat menguntungkan bagi siswa yang sedang melaksanakan ujian/tes tertulis. Sebab ada banyak kesempatan untuk melakukan kecurangan-kecurangan dalam ujian. Di antaranya nyontek, bekerja sama dengan siswa lain, atau membuka catatan, dan lain-lain. Dalam hal ini seorang guru juga harus memiliki daya cipta, rasa, dan telepati yang baik dalam hal menjatuhkan penilaian terhadap seorang siswa. Sebab sering sekali terjadi, seorang siswa yang dalam kesehariannya prestasi dan motivasi belajarnya sangat kurang, tetapi tiba-tiba hasil ujian/tes tulisnya bagus. Hal ini bisa disebabkan karena faktor keberuntungan, misalnya secara alfabet nama dia berurutan dengan nama siswa paling cerdas. Maka secara otomatis pada saat ujian akhir dilaksanakan tentu posisi tempat duduk dia akan bersebelahan dengan posisi tempat duduk siswa yang cerdas tersebut. Di saat itulah kesempatan nyontek pekerjaan teman akan terbuka lebar. Dengan demikian, dapat kita bayangkan jika pola Ujian Nasional (UN) tidak segera dilakukan pembenahan yang signifikan, maka lambat laun akan meruntuhkan kredibilitas bangsa kita sendiri. Sebab bisa saja terjadi siswa yang seharusnya mendapat nilai prestasi bagus jadi tidak lulus, sebaliknya siswa yang kemampuan belajarnya jelek justru mendapat nilai UN sangat memuaskan.
Rotasi Tempat Duduk Siswa Terdaftar dalam Denah
Pelaksana rotasi tempat duduk dilakukan oleh wali kelas atau guru kelas dan harus dibuatkan denah tempat duduk, seperti layaknya denah tempat duduk siswa pada saat melaksanakan ujian akhir. Denah tempat duduk ini harus diketahui oleh guru-guru lain yang mempunyai jadwal mengajar di kelas tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kebiasaan siswa yang nakal. Bisa saja, sehari dua hari ia menempati tempat duduk sesuai aturan rotasi, namun hari selanjutnya ia akan pindah lagi ke tempatnya semula. Apalagi terkadang di setiap sekolah ada siswa yang inklusif, karakter egonya tinggi yang didukung dengan jabatan orang tuanya yang cukup berperan di sekolah atau di masyarakat. Biasanya karakter siswa seperti ini akan berani melawan arus tata tertib sekolah. Hal ini akan lebih ruwet jika siswa inklusif ini membuat sebuah komunitas tersendiri dan mempengaruhi siswa yang lainnya.
Setiap guru tidak hanya dituntut profesional dalam bidang keilmuan, akan tetapi juga dituntut profesional dalam bidang manajemen dan kepemimpinan. Kemampuan memiliki kepekaan dan sensitifitas tinggi terhadap psikologi siswa yang dimiliki seorang guru akan mampu membuat perubahan sikap yang signifikan bagi para peserta didik. Termasuk salah satunya membiasakan siswa untuk hidup disiplin, setia dan taat pada tata tertib sekolah.

Pengaruh Membawa HP di Sekolah


Penggunaan HP dalam pendidikan merupakan pertanyaan yang menggerogoti pikiran. Sepertinya, HP hanya berguna untuk menyampaikan SMS, mendengarkan musik, menonton tayangan audiovisual dan game. Tak ada manfaat yang berarti sehingga harus dilarang untuk dibawa dan dipergunakan siswa dilingkungan sekolah. Lalu apakah dengan demikian HP harus dilarang untuk dibawa siswa ke sekolah, sementara guru ber-HP-ria bahkan di saat proses pembelajaran berlangsung? Tidak adakah jalan lain untuk menjadikan produk teknologi HP sebagai pembelajaran di sekolah kita? Alat komunikasi HP saat ini sudah bukan merupakan barang mewah, dan hampir sebagaian besar siswa SMA memilikinya. Keberadaan alat tersebut dapat dirasakan manfaatnya untuk menjalin komunikasi antarteman bahkan antarsiswa dengan guru atau sebaliknya. Di lingkungan masyarakat benda tersebut merupakan bukan barang eksklusif, sesuatu yang biasa.
Ketika ada larangan HP sekolah, menjadi sesuatu yang GANJIL. Karena usia siswa SMA, merupakan usia masa kritis yang mampu membawa anak terhadap sikap kritis terhadap dirinya dan lingkungannya (juga terhadap produk teknologi), dan masyarakat sudah bisa menerima kehadiran teknologi tersebut. Bahkan di sekolah Surabaya, salah seorang siswanya menjadikan produk teknologi HP sebagai subyek penelitian, dimodifikasi menjadi remote untuk mematikan jaringan listrik di rumah. Kreativitas yang mampu memenangkan sebuah kompetisi ilmiah antarpelajar. Jika demikian, HP merupakan benda di sekitar kita yang bisa dimanipulasi untuk memenuhi berbagai kebutuhan dalam mensejahterakan manusia. Jika dunia persekolahan melarang siswa membawa HP ke sekolah, sepertinya menjadi suatu yang eksklusif, lebih banyak hal yang merugikan dari pada hal yang menguntungkan.
Larangan ini patut dipertanyakan, karena pada mula HP diciptakan untuk membantu memperlancar komunikasi. Tujuan yang bisa menyusutkan jarak dan bahkan dengan teknologi visual, komunikan bisa saling bersitatap pandang wajah meski berada di benua yang berbeda. Apakah kita akan selalu surut terhadap sesuatu produk karena ada dampak negatif mengiringinya? Tentu tidak! Kita bisa menelusuri penyebab terjadinya dampak dan terus mengembangkan dampak positif dari produk teknologi komunikasi. Bahkan di tengah gencarnya berbagai produk teknologi pada saat ini dunia persekolahan harus menyadari untuk kian mengakrabinya dan menjadikannya sebagai sumber inspirasi pembelejaran di sekolah untuk meningkatkan motivasi belajar. Larangan, akan menumbuhkan perlawanan. Beberapa hal yang kurang atau bahkan tidak diperhatikan dalam etika penggunaan HP merupakan hal yang paling krusial untuk dijadikan titik fokus sekolah. Sehingga mampu memberikan pembelajaran terhadap kegunaan produk teknologi yang diciptakan untuk mensejahterakan manusia.
Lahirnya produk teknologi baru, dapat menjadi sumber inspirasi baru bagi sekolah untuk mengenal dan mensosialisasikannya terhadap siswa di sekolah. Mengenalkan produk teknologi, etika penggunaan dan manfaatnya bagi manusia. Celakanya kehadiran HP yang memberondong ke tengah-tengah kehidupan masyarakat membuat sekolah kelimpungan. Karena pada saat yang sama dampak negatif menggandoli dan menyebarkan pengaruhnya bagi kehidupan siswa. Juga kehadiran teknologi informasi dan komunikasi lewat internet merupakan suatu kebutuhan yang tak terelakkan di persekolahan kita. Di dalamnya sekolah bisa membangun jaringan dengan sekolah lain. Siswa bisa mengakses informasi sains yang dibutuhkan untuk menambah wawasan keilmuan. Disamping itu, hadirnya beberapa situs pornografi yang tidak layak dikonsumsi anak- anak kiat. Namun kita tidak boleh menghindar dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (internet) karena adanya situs porno, tetapi kearifan guru atau orangtua dibutuhkan untuk memberikan arahan dan bimbingan sehingga ketika anak berhadapan dengan internet tidak terpikir untuk membuka situs porno.
Dunia persekolahan kita yang kian jauh dari realitas masyarakat, di satu sisi berambisi untuk menguasai kemajuan teknologi tapi di sisi lain justru menghambat interaksi siswa dengan produk teknologi. Kehadiran Handhphone merupakan bagian yang tak terelakkan dalam kehidupan siswa, sehingga perlu disikapi secara arif, supaya tidak menimbulkan kesan bahwa sekolah anti dan tidak mampu mengdaptasi kemajuan teknologi. Pengenalan etika berkomunikasi dengan mempergunakan HP, merupakan hal yang vital untuk dilakukan. Kapan HP harus Off, dan kapan harus On. Dalam ruang kelas, rapat resmi, atau ketika berada dalam pesawat terbang?
Etika semacam ini banyak tidak dikenal siswa, bahkan kadang tanpa rasa bersalah guru menerima telepon atau SMS ketika tengah mengajar di dalam kelas. Jika seperti ini, bagaimana kita bisa memperkenalkan kegunaan teknologi yang benar terhadap siswa, tanpa memberikan contoh dari diri sang guru (diri kita sendiri). Kita kehilangan teladan, tapi bukan larangan, kita kehilangan kebijakan bukan butuh ancaman.

Pola Asuh Orang Tua dalam Menanamkan Nilai Keagamaan pada Anak


Masalah yang selalu dikeluhkan orang tua tentang anak mereka seakan-akan tidak pernah berakhir. Taraf pertumbuhan dan perkembangan telah menjadikan perubahan pada diri anak. Perubahan perilaku tidak akan menjadi masalah bagi orang tua apabila anak tidak menunjukkan tanda penyimpangan. Akan tetapi, apabila anak telah menunjukkan tanda yang mengarah ke hal negatif akan membuat cemas bagi sebagian orang tua.
Menurut Al-Istambuli (2002), “Kecemasan orang tua disebabkan oleh timbulnya perbuatan negatif anak yang dapat merugikan masa depannya.” Kekhawatiran orang tua ini cukup beralasan sebab anak kemungkinan akan berbuat apa saja tanpa berpikir risiko yang akan ditanggungnya. Biasanya penyesalan baru datang setelah anak menanggung segala risiko atas perbuatannya. Keadaan ini tentu akan mengancam masa depannya.
Menurut Prayitno (2004), “… sumber-sumber permasalahan pada diri siswa banyak terletak di luar sekolah.” Hal ini disebabkan oleh anak lebih lama berada di rumah daripada di sekolah. Karena anak lebih lama berada di rumah, orang tualah yang selalu mendidik dan mengasuh anak tersebut.
Dalam mengasuh anak orang tua bukan hanya mampu mengkomunikasikan fakta, gagasan, dan pengetahuan saja, melainkan membantu menumbuhkembangkan kepribadian anak (Riyanto, 2002). Pendapat tersebut merujuk pada teori Humanistik yang menitikberatkan pendidikan bertumpu pada peserta didik. Artinya anak perlu mendapat perhatian dalam membangun sistem pendidikan. Apabila anak telah menunjukkan gejala-gejala yang kurang baik, berarti mereka sudah tidak menunjukkan niat belajar yang sesungguhnya. Kalau gejala ini dibiarkan terus akan menjadi masalah di dalam mencapai keberhasilan belajarnya.
Menurut Clemes (2001) bahwa terjadinya penyimpangan perilaku anak disebabkan kurangnya ketergantungan antara anak dengan orang tua. Hal ini terjadi karena antara anak dan orang tua tidak pernah sama dalam segala hal. Ketergantungan anak kepada orang tua ini dapat terlihat dari keinginan anak untuk memperoleh perlindungan, dukungan, dan asuhan dari orang tua dalam segala aspek kehidupan. Selain itu, anak yang menjadi “masalah” kemungkinan terjadi akibat dari tidak berfungsinya sistem sosial di lingkungan tempat tinggalnya. Dengan kata lain perilaku anak merupakan reaksi atas perlakuan lingkungan terhadap dirinya.
Penanganan terhadap perilaku anak yang menyimpang merupakan pekerjaan yang memerlukan pengetahuan khusus tentang ilmu jiwa dan pendidikan. Orang tua dapat saja menerapkan berbagai pola asuh yang dapat diterapkan dalam kehidupan keluarga. Apabila pola-pola yang diterapkan orang tua keliru, maka yang akan terjadi bukannya perilaku yang baik, bahkan akan mempertambah buruk perilaku anak.
Anak tumbuh dan berkembang di bawah asuhan orang tua. Melalui orang tua, anak beradaptasi dengan lingkungannya dan mengenal dunia sekitarnya serta pola pergaulan hidup yang berlaku di lingkungannya. Ini disebabkan oleh orang tua merupakan dasar pertama bagi pembentukan pribadi anak.
Bentuk-bentuk pola asuh orang tua sangat erat hubungannya dengan kepribadian anak setelah ia menjadi dewasa. Hal ini dikarenakan ciri-ciri dan unsur-unsur watak seorang individu dewasa sebenarnya sudah diletakkan benih-benihnya ke dalam jiwa seorang individu sejak sangat awal, yaitu pada masa ia masih kanak-kanak. Watak juga ditentukan oleh cara-cara ia waktu kecil diajar makan, diajar kebersihan, disiplin, diajar main dan bergaul dengan anak lain dan sebagainya (Koentjaraningrat, 1997). Dengan demikian, dapat digeneralisasikan bahwa pola asuh yang diterapkan oleh orang tua sangat dominan dalam membentuk kepribadian anak sejak dari kecil sampai anak menjadi dewasa.
Di dalam mengasuh anak terkandung pula pendidikan, sopan santun, membentuk latihan-latihan tanggung jawab dan sebagainya. Di sini peranan orang tua sangat penting, karena secara langsung ataupun tidak orang tua melalui tindakannya akan membentuk watak anak dan menentukan sikap anak serta tindakannya di kemudian hari.
Masing-masing orang tua tentu saja memiliki pola asuh tersendiri dalam mengarahkan perilaku anak. Hal ini sangat dipengaruh oleh latar belakang pendidikan orang tua, mata pencaharian hidup, keadaan sosial ekonomi, adat istiadat, dan sebagainya. Dengan kata lain, pola asuh orang tua petani tidak sama dengan pedagang. Demikian pula pola asuh orang tua berpendidikan rendah berbeda dengan pola asuh orang tua yang berpendidikan tinggi. Ada yang menerapkan dengan pola yang keras/kejam, kasar, dan tidak berperasaan. Namun, ada pula yang memakai pola lemah lembut, dan kasih sayang. Ada pula yang memakai sistem militer, yang apabila anaknya bersalah akan langsung diberi hukuman dan tindakan tegas (pola otoriter). Bermacam-macam pola asuhyang diterapkan orang tua ini sangat bergantung pada bentuk-bentuk penyimpangan perilaku anak.
Orang tua dapat memilih pola asuh yang tepat dan ideal bagi anaknya. Orang tua yang salah menerapkan pola asuh akan membawa akibat buruk bagi perkembangan jiwa anak. Tentu saja penerapan orang tua diharapkan dapat menerapkan pola asuh yang bijaksana atau menerapkan pola asuh yang setidak-tidaknya tidak membawa kehancuran atau merusak jiwa dan watak seorang anak.

Mengatasi Pembesaran Kelenjar Prostat (Prostat hipertrofi) dengan Herbal

 Prostat merupakan sebuah kelenjar pada pria yang terletak pada pangkal zakar, mengelilingi leher kandung kemih dan urethra (saluran kemih bagian luar). Prostat terdiri dari kelenjar sekretori yang menghasilkan cairan pada sel mani sewaktu dikeluarkan. Pada waktu seorang pria mencapai pubertas, maka kelenjar tersebut mulai membuat cairan itu. Sesuai dengan pertambahan usia yang semakin tua, seorang pria dapat mengalami pembesaran prostat dan meradang.
Sekitar 20 % lelaki pada usia 50 tahun kemungkinan pernah mengalami pembengkakan prostat, dan pada usia 80 tahun kemungkinannya dapat mencapai 80%. Faktor penyebab dari adanya pembengkakan prostat berkaitan dengan pertambahan umur serta perubahan hormonal, yaitu adanya aktivitas hormon testosteron yang diubah menjadi hormon dehidrostestosteron di dalam sel prostat, kemudian zat tersebut bereaksi dengan RNA di dalam inti sel sehingga terjadi sintesa protein yang menyebabkan pembesaran prostat. Prostat hipertrofi juga berkaitan dengan adanya radang, penyumbatan arteri, tumor, atau gangguan metabolisme.
Prostat hipertrofi merupakan kondisi pertumbuhan kelenjar prostat yang berlebihan. Pembengkakan kelenjar prostat yang cukup besar dapat menekan sampai ke kandung kemih dan uretra sehingga terjadi penyempitan uretra. Keadaan tersebut dapat menghambat (obstruksi) aliran urin dan selanjutnya dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal. Selain itu, pembesaran prostat juga dapat membentuk kantong dari kandung kemih sehingga sewaktu buang air seni masih ada yang tertinggal di dalam kandung kemih, urin yang tertinggal ini dapat membentuk batu atau kista.
Sejumlah laki-laki dapat mengalami pembesaran prostat tanpa merasakan gejala, terutama pada tahap awal. Namun secara umum, seseorang yang mengalami pembesaran prostat menunjukan sejumlah gejala yang berkaitan dengan pengeluaran air seni, yaitu :
selalu ingin buang air kemih dan frekuensinya bertambah, siang maupun malam hari.
- proses pembuangan air kemih tertunda karena sukar dikeluarkan pada saat akan memulai pengeluaran.
- air kemih keluar secara menetes dan pengeluaran terjadi berulang kali.
- pengosongan kandung kemih tidak tuntas.
- Penurunan tekanan dan jumlah pengeluaran air kemih.
- terasa ngilu pada pangkal alat kelamin.
- adanya infeksi saluran urin yang ditandai dengan rasa perih dan seperti terbakar ketika buang air kemih.
- Apabila hambatan (obstruksi) terjadi lebih parah, maka pengeluaran air kemih terjadi lebih sering dan tidak teratur sehingga sering bangun tengah malam untuk buang air kemih. Kadang-kadang terdapat darah dalam urin karena pecahnya pembuluh darah. Keadaan yang lebih buruk dapat menimbulkan komplikasi yang serius seperti terjadi pendarahan, pembesaran prostat berlanjut menjadi infeksi, dan fungsi ginjal mengalami penurunan sehingga dapat mengakibatkan gagal ginjal.
Beberapa herbal/tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk pengobatan ganggguan prostat diantaranya mempunyai khasiat/fungsi sebagai antibiotik atau antiradang, anti-infeksi, menghilangkan pembengkakan, peluruh kemih (diuretik), dan meredakan rasa sakit (analgetik). Berikut beberapa herbal untuk mengatasi pembesaran dan peradangan prostat, antara lain :
1. Tomat (Solanum lycopersicum) 

cara pemakaian ; buah tomat secukupnya direbus setengah matang lalu dijus/diblender, minum setiap hari secara teratur.
2. Sambiloto (Andrographis paniculata Nees.)
khasiat : sebagai antiradang/antibiotik, menghilangkan bengkak, meredakan sakit (analgetik).

3. Akar Alang-Alang (Imperata cyllindrica [L.] Beauv.)

khasiat : sebagai peluruh kemih (diuretik), antiradang, menghentikan pendarahan
4. Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus Miq.)
khasiat : antiradang, peluruh kemih, menghancurkan batu saluran kemih.
5. Meniran (Phyllanthus urinaria L.)
khasiat : antiradang, peluruh kemih, penurun panas
6. Daun Sendok ( Plantago major L.)
khasiat : antiradang, peluruh kemih, menghentikan pendarahan pada urin

7. Krokot (Portulaca oleraceae L.)

khasiat : menghilangkan rasa sakit (analgetik), antiradang, peluruh kemih (diuretik), menghilangkan bengkak dan melancarkan sirkulasi darah.
8. Pegagan (Centella asiatica)
khasiat : anti-infeksi, peluruh kemih, penurun panas

9. Daun Dewa (Gynura segetum [Lour.] Merr.)

khasiat : menghilangkan bekuan darah dan pembengkakan, meningkatkan sirkulasi dan menghentikan pendarahan.
10. Rumput Lidah Ular (Hedyotis diffusa)
khasiat : antiradang, antikanker, peluruh kemih, meningkatkan sirkulasi darah.
Berikut contoh ramuan herbal untuk gangguan prostat
Resep 1.
Bahan :
60 gram akar alang-alang segar (30 gram kalau kering)
15 gram sambiloto kering
30 gram tumbuhan kumis kucing kering
Cara pemakaian :
Semua bahan dicuci dan direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, disaring, diminum airnya 2 kali sehari, setiap kali minum 200 cc.
Resep 2.
Bahan :
30 gram pegagan segar (15 gram kering)
30 gram meniran segar (15 gram kering)
30 gram daun dewa segar (15 gram kering)
Cara pemakaian :
Semua bahan dicuci dan direbus dengan 800-1000 cc air hingga tersisa 400 cc, disaring, diminum airnya 2 kali sehari, setiap kali minum 200 cc.
Resep 3.
Bahan :
100 gram krokot hijau segar (30 gram kering)
30 gram daun sendok segar (15 gram kering)
30 gram rumput lidah ular kering
Cara pemakaian :
Semua bahan dicuci dan direbus dengan 1000 cc air (1 liter) hingga tersisa 400 cc, disaring, diminum airnya 2 kali sehari, setiap kali minum 200 cc.
Keterangan : rumput lidah ular dapat dibeli di toko obat Tionghoa dengan nama Bae hua she she cao, atau dapat diganti oleh rumput mutiara.
Catatan :
Pilih salah satu resep dan lakukan secara teratur. Untuk perebusan gunakan periuk tanah, panci kaca/pyrex atau panci enamel. Keluhan yang serius disarankan untuk konsultasi ke dokter.
*** konsumsi selalu jus tomat : 2-3 buah tomat direbus hingga setengah matang, dijus, lalu diminum. lakukan setiap hari secara teratur.
***

Trik Tips Cara Mudah Cepat Berhenti Merokok


Sebelumnya saya sendiri adalah perokok berat yang bisa menghabiskan rokok satu hingga dua bungkus rokok (per bungkusnya 12 batang), gak kepikiran meninggalkan hobi dan kebiasaan yang sudah berjalan lebih dari 12 tahun itu. Banyak hal yang membuat alasan saya berhenti merokok, dari mulai alasan finansial hingga kesehatan yang nyata-nyata sebelumnya suka benci kalo ada orang yang nasehatin bahwa rokok itu tidak baik untuk kesehatan, ya jelas benci dia kira saya bego apa? Perokok mania sekalipun tahu rokok itu mengganggu kesehatan. Berikut ada beberapa tips cara mudah untuk berhenti merokok.
  1. Anda harus bisa meyakinkan anda sendiri bahwa anda siap dan bisa berhenti dari kebiasaan buruk merokok.
  2. Cari suasana yang tepat untuk berhenti merokok. Ini masalah timing, carilah kira-kira suasana atau mood yang lagi baik, jangan memulai berhenti merokok pada saat banyak masalah atau habis diputusin pacar, ditinggal kawin, rugi dagang, ketipu orang. Suasana yang cocok untuk berhenti merokok: dapat proyek gede, habis jual tanah, dapat warisan, dapat gebetan baru, naik pangkat atau apa saja yang bisa buat hati seneng. Ingat ROKOK=PROBLEM=KESAL=BETE
  3. Beritahu keluarga atau istri bagi yang sudah berumahtangga. Bahwa anda sedang dalam proses berhenti merokok. Sampaikan ke mereka bahwa suport mereka sangat menentukan, bilang pada istri anda untuk sementara waktu dalam proses berhenti merokok janganlah buat pusing suami, crewet atau bahkan nyebelin. Bilang juga pada mereka untuk sementara waktu berkata yang enak-enak saja pada anda ingat ROKOK=PROBLEM=KESAL=BETE
  4. Ingat beberapa alasan penting atau akibat dari kebiasaan merokok, tulislah pada HP atau laptop anda. Atau bisa juga catatan-catatan kecil tentang bahaya merokok. Bacalah tulisan tersebut sesering mungkin dan resapi, saya yakin anda orang yang punya komitmen yang bisa menguasai keadaan, bukannya sebaliknya keadaan yang menguasai anda.
  5. Ingat juga, anda tentu tidak ingin anak kesayangan anda jadi perokok bukan, anda juga bukan orang bodoh yang bisanya memberi nasehat padahal anda sendiri melakukannya. Jadi akan sangat sulit memberikan nasehat kepada anak agar jangan merokok jika anda masih merokok. Anda juga sebagai orang dewasa tentu tidak enak jika dikasih nasehat oleh orang yang keluar masuk penjara kan…
  6. Ingat juga keadaan ekonomi dan keuangan keluarga anda, anda tentu orang yang bisa bijaksana. disatu sisi anda bisa membelanjakan uang untuk sebungkus rokok lebih dari 10 ribu rupiah sementara uang jajan dan uang nabung si kecil cuma beberapa perak, beberapa keinginannya banyak yang belum terbeli, minum susunya sering putus-putus. Mulai sekarang buatlah perubahan besar. Bayangkan jika anda kehilangan uang dijalan 500 ribu rupiah, betapa kesalnya. Dengan merokok anda selalu kehilangan uang lebih dari 3 juta pertahunnya, tatap muka si kecil maknai raut mukanya, uang itu jauh lebih berharga untuk masa depan mereka.

Depresi dapat terjadi pada pada siapa saja dan di semua tahap kehidupan manusia. Pada perempuan depresi sering terjadi pada masa kehamilan dan setelah persalinan. Angka kejadian depresi pada trimester pertama diperkirakan 7,4%, trimester kedua meningkat menjadi 12,8% dan trimester ketiga 12% (Bennet, 2004). Depresi yang sering terjadi yaitu perasaan was-was, marah, tertekan, bersalah, sedih, dan khawatir. Diagnosis depresi oleh dokter atau tenaga profesional lain dilakukan melalui wawancara klinis terstruktur.
Tanda dan gejala depresi pada kehamilan yang sering ditemukan antara lain:
  • Kehabisan tenaga atau banyak gerak
  • Sulit tidur
  • Menangis tak tertahan
  • Menyadari bahwa perasaan cepat berubah
  • Sangat peka terhadap bunyi dan sentuhan
  • Senantiasa berfikiran negatif
  • Merasa kehilangan kemampuan tanpa sebab
  • Tiba-tiba takut atau gugup
  • Sulit memusatkan perhatian
  • Sering lupa, merasa bingung dan bersalah
  • Khawatir bila sendirian tetapi tidak ingin ditemani/bersama orang lain
  • Makan amat banyak atau amat sedikit
  • Asyik dengan pikiran sendiri yang menghantui dan mengerikan
  • Terlintas pikiran menyakiti diri atau bayinya
  • Kehilangan kepercayaan dan harga diri
Keadaan beruntun dengan beberapa perasaan diatas selama sedikitnya 2 minggu memerlukan pengobatan lebih lanjut.
Terdapat beberapa faktor risiko yang menjadi salah satu penyebab perempuan lebih rentan terhadap depresi sebelum maupun setelah melahirkan, diantaranya adalah:
  1. Faktor biologis
    • Riwayat gangguan mood sebelumnya
    • Riwayat depresi pasca partum
    • Riwayat keluarga gangguan psikosomatik/psikiatrik
  2. Faktor Psikososial
    • Hubungan buruk dengan suami atau perempuan yang tidak bersuami
    • Kurang dukungan dari orang dekat
    • Masa kanak-kanak yang kurang bahagia
    • Riwayat persalinan sulit bagi bayi dan ibu
    • Riwayat kelahiran dini atau lambat
    • Perasaan negatif kepada janin
    • Kesehatan bayi bermasalah
    • Bukan bayi yang diharapkan
    • Kesulitan sosial ekonomi
    • Kehamilan tak terencana
    • Pernah mengalami pelecehan seksual atau perkosaan
Masing-masing perempuan mempunyai faktor risiko yang berbeda dan untuk mencegah depresi dapat dilakukan psikoterapi. Psikoterapi yang dianjurkan adalah psikoterapi interpersonal yang berfokus pada perbaikan interaksi sosial dengan tujuan membantu menyesuaikan pola pikir dengan kondisi yang ada. Selain itu dapat pula mengkonsumsi antidepresan yang meningkatkan serotonin otak namun perlu mendapat pengawasan dari para ahli. Bila ibu mengalami depresi dengan derajat yang cukup berat sehingga akan menyakiti dirinya atau bayinya perlu dipertimbangkan  untuk menjalani rawat inap di rumah sakit.
Depresi pada kehamilan adalah salah satu masalah yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin, selain itu berdampak pula pada hubungan keluarga dan suami isteri. Oleh karena itu penanganan terhadap depresi sebaiknya segera dilakukan jika terdapat tanda dan gejala depresi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. 


Dahulu kesehatan reproduksi merupakan aspek yang menjadi perhatian setelah upaya kesehatan pada umumnya tercapai, namun sekarang setelah taraf kesehatan semakin merata, maka upaya pencapaian kesehatan reproduksi dilakukan setaraf dengan pencapaian kesehatan lainnya.

Sebagai salah satu contoh, seseorang yang mengalami infertilitas ( kesulitan mempunyai anak ) bisa dimasukkan dalam kategori yang tidak sehat, berkaitan dengan penderitaan secara psikis akibat belum mempunyai anak tersebut.

Jangkauan kesehatan reproduksi  dalam hal ini lebih luas lagi, yaitu upaya mencapai tingkat keamanan ibu dan anak dalam proses kehamilan, proses persalinan dan nifas. Masalah Infertilitas dan endokrinologi reproduksi. Tumor/ keganasan pada wanita khususnya yang berkaitan pada organ- organ reproduksi, yaitu uterus ( rahim ),  ovarium ( indung telur ) dan vagina. Sexual Transmited Disease ( Penyakit akibat hubungan seks ).